Rumah Seribu Cermin - Ada seekor anjing kecil yang selalu bermuka muram sedang berjalan jalan sambil merengut. 

Tiba2 ia tertarik untuk masuk ke suatu rumah yang pintunya terbuka. 
Ia tidak tahu bahwa di dalam rumah tersebut terpasang 1000 cermin. 

Begitu anjing tersebut masuk ke dalam rumah , betapa kagetnya ia,
Ternyata ada 1000 anjing kecil dengan ekspresi merenggut marah memandang ke arahnya. 

Karena merasa terancam , ia pun menggonggong ke arah 1000 anjing tersebut.

Rupanya gonggongan tersebut dibalas dengan gonggongan juga oleh 1000 anjing yang tak lain adalah pantulan dirinya sendiri di 1000 cermin. 

Karena takut , anjing kecil itu pun keluar dari rumah tersebut.  Hati kecilnya berkata , " Rumah ini sungguh mengerikan" .

Tak berapa lama , seekor anjing kecil lain yang berhati riang juga sedang berjalan jalan di sekitar tempat itu. 

Ia masuk ke rumah tersebut yang pintunya terbuka , di sana ada 1000 cermin dan sambil tersenyum ia pun memandang cermin itu………..

Betapa senangnya ia karena ia melihat ada 1000 anjing lain yang juga sedang tersenyum manis menatap dirinya.

Ia pun meng-ibas2kan ekornya dan melompat dengan riang dan …….. 1000 anjing di hadapannya juga ikut2an mengibaskan ekornya dan me-lompat2 ……… 

Didalam hatinya ia berkata ,  *" Wah ..... menyenangkan sekali tempat ini* "

Saudaraku .........
Sebenarnya kehidupan ini adalah rumah dengan 1000 cermin tersebut ...

👉 *Hidup hanya merefleksikan apa yang ada pada diri kita sendiri*. 
*Ketika kita berpikir bahwa kehidupan itu sulit , susah , maka kehidupan pun menjadi benar2 susah*. *Realita seperti itulah yang akan ditemukan*. 
*Ketika kita hanya mengingat keburukan seseorang maka yang muncul hal2 yang buruk saja*. 
*Berusahalah mengingat kebaikan seseorang untuk menemukan lebih banyak kebaikan.* 

👉 Demikian pula untuk tubuh kita bila kita selalu berfikir sakit , lemah , letih , lesu maka benarlah yang terjadi tubuh kita menjadi sakit , lemah , letih dan lesu …….

✋ Berhentilah murung , mengeluh dan " menggonggong " atas hal2 di sekitar kita.

Sebaliknya , berusahalah memperbaiki mental dan sikap , berpikir positif , bersyukur dan selalu menebar kebaikan

*Dan rasakanlah sensasi rumah 1000 cermin , dan dahsyatnya berbaik sangka*

RUMAH SERIBU CERMIN

*MAWAR MERAH...*

Seekor burung jatuh cinta pada mawar putih...
Burung pun berusaha mengungkapkan perasaannya...

Tapi mawar putih berkata :
"aku tidak akan pernah mencintaimu..."

Tapi burung tak pernah menyerah...

Setiap hari burung datang untuk bertemu dan menghibur mawar putih...dengan kicauan nya dan terbang menari di hadapan mawar putih

Akhirnya mawar putih berkata :
*"aku akan mencintaimu, jika kamu dapat merubahku menjadi mawar merah!"*

Dan suatu hari burung datang kembali, dia memotong sayap– sayapnya dan menebarkan darahnya kepada mawar putih, hingga mawar putih berubah menjadi merah..."

Akhirnya .....
mawar putih sadar, 
betapa besarnya si burung mencintai dirinya, 
.......tetapi ......
semuanya sudah terlambat,  karena burung tak akan kembali lagi kedunia..."

Dia pergi untuk selama-lamanya...

*mawar putih pun menyesal...*
walau penyesalan itu tak berarti lagi...
*yang pergi tak mungkin kembali lagi...*

Kadang kita baru sadar tentang arti..... *Cinta Sejati* 
*setelah orang yang kita cintai pergi meninggalkan kita...*

*Orang bijak bilang* :

*Menikahi orang yang kita cintai itu Hal biasa...*

*Yang luar biasa adalah...*

 *Mencintai orang yang kita NIKAHI...!!!*

Sekarang berjanjilah untuk menjaga orang yang kita Cintai...
......Dan hari ini .....
*Cukup Indah untuk mengatakan *Cinta kita kepadanya*, Bukan...?!

Ketika semuanya sudah tiada
Barulah kita... Terasa
Tapi ...apa gunanya Penyesalan.
Mari Bertindak sebelum Terlambat

        
*Menikah* adalah sesuatu yang mudah, 
......tapi ......
*Menjaga Pernikahan agar tetap selalu utuh, itulah Perjuangan yang sebenarnya...*

*Terus Bangun Cinta kita* kepada orang yang kita NIKAHI ..
- *Setiap Hari* 
- *Setiap Saat*
- *Setiap Waktu*

*Terus Mencintai di tengah tengah ketidak sempurnaan nya......

*Terus Mencintai Sekalipun Hati Jengkel karena banyak nya ketidak samaan ...

TAPI.....itulah yg namanya 
*"MEMBANGUN CINTA"*

Janganlah MENCINTAI dan *mencari KESEMPURNAAN......*
......Tapi .....
*Cintailah Ketidaksempurnaan* Dengan *Cara Yang Sempurna...

*Hidup tak selalu Sempurna.*

*Yang Terjadi tak selalu kita Suka.*

Tapi.....

*Kita Bisa Selalu BAHAGIA*
dgn cara *MENSYUKURI yang ada*

Ketika kita *Mau* dan *Mampu* *Menerima Kelebihan dan Kekurangan.....itulah Kebahagiaan*

*_Jadi apapun yang terjadi, percayalah bahwa bukan kebetulan Allah menempatkan suami/ isteri anda saat ini, PASTI ADA RENCANA YANG TERBAIK KARENA ALLAH AKAN BUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA_*.
 Amin 🙏🙏🙏

Kisah Mawar Merah

Perempuan Yang Dicintai Suamiku

Smiling Dan Penerimaan Tanpa Syarat

Ada pohon besar di dalam hutan dengan batang yang tebal, banyak dahan besar, dan berdaun rimbun. Seorang anak yang kesepian datang ke pohon itu untuk bermain.

Anak itu membayangkan ia mendengar pohon itu berkata ramah kepadanya, “Ayo panjatlah aku. Bangunlah rumah bermain kecil di atas sini. Kamu boleh menggunakan dahan kecilku jika kamu mau, juga daunku yang berlimpah.”

Maka si anak itu memanjat pohon itu, mematahkan beberapa ranting, mengambil dedaunan, dan membuat rumah rahasia yang tinggi di pohon itu. Meskipun hal itu menyakiti pohon, namun pohon itu bahagia berkorban sedikit untuk melihat anak itu mendapatkan begitu banyak kesenangan. Selama hari-hari yang panjang, anak itu akan bermain di dalam rumah pohon. Pohon itu pun puas.

Ketika anak itu tumbuh lebih dewasa, ia berhenti bermain di pohon itu. Pohon itu menjadi sedih, rantingnya merunduk dan dedaunannya kehilangan kilaunya.

Selang beberapa tahun kemudian, anak yang kini remaja itu kembali. Pohon itu kegirangan melihatnya lagi. Pemuda itu merasa ia mendengar pohon itu berkata padanya, “Ayo panjatlah aku lagi. Rumah pohon lamamu masih di sini. Aku merindukanmu.”

“Kini aku terlalu tua untuk bermain rumah pohon,’ pikir remaja itu.

“Aku ingin kuliah tapi aku terlalu miskin.”

“Tidak masalah,’ pohon itu tampaknya berkata, “Kembalilah seminggu lagi. Aku akan mengeluarkan buah. Aku akan hasilkan ekstra. Silakan panen semua buahku dan juallah untuk membayar biaya kuliahmu.”

Maka anak itu kembali tujuh hari kemudian. Pohon itu dipenuhi buah ranum. Anak itu mengambil semuanya sampai buah yang terakhir lalu menjualnya, dan hasilnya cukup untuk biaya kuliah satu tahun. Pohon itu sangat bahagia.

Anak itu kembali selama tiga tahun berikutnya, mengambil setiap buahnya dan menjualnya untuk memenuhi biayanya. Pohon itu gembira. Pohon itu bahkan kelihatannya berusaha lebih keras tiap tahunnya untuk menghasilkan lebih banyak buah untuk sahabatnya, meskipun ini membuat pohon itu kelelahan dan makin sakit.

Ketika anak itu lulus, ia berhenti datang. Pohon itu sedih lagi. Beberapa tahun kemudian, anak itu yang kini menjadi seorang pemuda, kembali lagi. Ia memiliki kesan yang sangat jelas bahwa pohon tua itu menangis kegirangan melihatnya lagi.

“Tunggu beberapa hari lagi. Walau aku kini agak lemah, aku masih bisa menghasilkan banyak buah agar kamu jual untuk biaya kuliahmu.”

“Aku tidak kuliah lagi,” kata pemuda itu, “aku sudah punya pekerjaan. Aku sudah jatuh cinta dan ingin menikah, namun kami membutuhkan rumah untuk ditinggali.”

“Tidak masalah,” pohon itu agaknya berkata, “kembalilah besok dengan gergaji. Ambil dahan tebalku. Itu bisa untuk membuat papan lantai dan tiang yang kuat. Bahkan ada cukup kayu untuk membuat dindingnya. Gunakan dahan kecil dan daun besar untuk atapnya. Ada banyak.”

Demikianlah, hari berikutnya, pemuda itu mengambil seluruh dahan dan daun untuk membuat rumahnya, menyisakan hanya batangnya. Meski itu melukai pohon itu dengan parah, pohon itu bahagia membuat pengorbanan besar untuk seseorang yang dicintainya.

Selama bertahun-tahun, anak itu tidak pernah kembali. Pohon itu bergantung pada kenangan bahagianya untuk mempertahankan hidupnya.

Kala anak itu datang lagi, kini menjadi pria setengah baya, pohon itu nyaris melompat keluar dari tanah dengan sukacita. “Selamat datang! Sungguh bahagia melihatmu lagi!” Bahkan kali ini burung-burung pun bisa mendengar pohon itu. “Apa yang bisa kulakukan untukmu? Mohon izinkan aku membantu.”

“Aku kini punya anak,” jawab pria itu, “dan aku ingin memulai usaha perabotanku sendiri untuk mendapat cukup uang untuk memberi mereka kehidupan yang baik.”

“Bagus sekali,” kata pohon tua itu, “meski kamu mungkin berpikir aku cuma tunggul tua, ada banyak kayu indah dalam batangku untuk membuat banyak perabot mahal. Ambillah. Aku akan bahagia jika kamu ambil semua.”

Maka pria itu datang esoknya, menebang batang pohon itu dan mendapat cukup banyak kayu kelas satu untuk memulai usaha perabotannya.

Tak lama setelahnya, pohon itu mati.

Bertahun-tahun kemudian, anak itu, kini telah menjadi orangtua, mengunjungi tempat dimana pohon yang sehat itu pernah berdiri, tempat ia membangun rumah pohon semasa ia kecil, yang selalu begitu dermawan kepadanya. Yang tersisa hanyalah akar yang melapuk. Orang tua itu membaringkan kepalanya di atas akar-akar itu sejenak. Akar itu jauh lebih nyaman daripada bantal bulu. Ia ingat dengan berurai air mata bagaimana pohon itu telah menolongnya, tanpa bertanya, tiap kali ia membutuhkan pertolongan. Bagaimana pohon itu mengorbankan segalanya untuknya, dan bahagia melakukannya setiap saat. Ia pun tertidur.

“Ketika ia bangun dari mimpi itu, ia menyadari bahwa pohon itu adalah orangtuanya.”

Sebuah Pohon Dan Seorang Anak